Hindari Obat Pencahar Saat Sembelit

Tanpa penanganan serius, konstipasi atau sembelit bisa menjadi masalah kronis. Namun sembelit bukan berarti bisa terselesaikan dengan obat pencahar. Penggunaan obat pencahar yang terus-menerus dalam jangka waktu panjang, tidak dianjurkan ahli medis. Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), Chudahman Manan menyarankan agar penderita sembelit sebaiknya melihat akar masalah terjadinya sembelit tersebut. Konstipasi bisa terjadi karena banyak hal, misalnya karena tubuh kurang bergerak akibatnya otot usus menjadi lemah sehingga tidak bisa mendorong pembuangan.

Selain masalah makanan, salah satu faktor pendorong terjadinya sembelit adalah penggunaan obat. Misalnya penderita jantung yang biasanya mengonsumsi obat yang menenangkan saraf, wahasil semua otot tubuh termasuk otot usus menjadi ikut rileks.

Ironisnya, obat pencahar bisa membuat penderita ketergantungan sehingga mengacaukan ritme tubuh dan mendorong terjadinya konstipasi lanjutan. Belum lagi banyaknya bermunculan obat pencahar yang berbahaya yang biasanya memaksa defekasi dengan memperbanyak volume cairan dalam usus sehingga menimbulkan efek ingin buang air besar. Hal ini menyebabkan kekeringan dan kerusakan dinding usus.

Selain itu, perlu anda ketahui bahwa obat pencahar bisa menimbulkan efek diare. Pada saat diare, air dan elektrolit yang dibutuhkan tubuh dipaksa keluar, padahal organ tubuh seperti jantung membutuhkan elektrolit untuk memompa darah. Diare yang berkepanjangan bisa menyebabkan denyut jantung ikut melemah.

Oleh karena itu, ketika sembelit kita harus mengetahui penyebab dari akarnya. Bila kurang berolahraga, cobalah untuk melakukan olahraga rutin. Imbangi juga pola makan anda dengan menyisipkan buah-buahan yang tinggi serat.

Sumber

 

Komentar

%d bloggers like this: