Ternyata Rosemary Dapat Menambah Kinerja Otak

Tanaman harum berwarna hijau ini berfungsi sebagai tanaman hias. Namun, di dunia kuliner juga digunakan sebagai bumbu masakan. Sebuah penelitian baru menyebutkan rempah ini dapat membantu meningkatkan kekuatan otak.

Rosemary merupakan semak cemara yang aromatik dan berdaun seperti jarum pinus. Biasanya digunakan untuk penyedap masakan. Panjang daunnya hanya 2-4 cm dengan lebar daun 2-5 mm, bunganya berwarna ungu atau biru dan tergolong dalam keluarga Lamiaceae. Tanaman yang berasal dari Mediterania dan Asia ini juga cocok ditanam didaerah beriklim dingin.

Daunnya yang harum bisa menghilangkan aroma amis pada daging sapi, ayam dan kalkun. Rosemary mengandung antioksidan, asam carnosic, asam rosmarinic dan senyawa bioaktif lainnya. Tanaman ini punya banyak manfaat salah satunya dapat mencegah dan mengobati kanker, stroke, penyakit Alzheimer dan membantu meningkatkan kekuatan otak.

Selain mengandung beberapa senyawa bioaktif, dalam 100 gram rosemary terkandung 317 mg zat besi, 6,65 mg kalsium dan 0,336 vitamin B6. Minyaknya juga kaya akan omega-3 yang baik untuk perkembangan otak.

Seperti dilansir HuffingtonPost, penelitian yang dilakukan oleh Northumbria University di Inggris dan dipublikasikan di Therapeutic Advances in Psychopharmacology, menyebutkan bahwa mengkonsumsi minyak rosemary dapat membantu kinerja otak.

Dr Alan Hirsch, seorang direktur di Smell and Taste Treatment and Research Foundation di Chicago mengatakan, “Temuan ini dapat membantu kita mempengaruhi orang untuk mencium bau harum tanaman ini.”

Dalam penelitian ini 20 orang responden diminta untuk mencoba mencium aroma minyak rosemary. Kemudian mengambil sampel darah untuk melihat berapa banyak senyawa bioaktif yang diserap. Setelah itu peserta diminta untuk mengikuti tes kecepatan, ketepatan berfikir dan suasana hati untuk melihat efeknya.

Setelah melihat hasil tes kecepatan dan ketepatan, hasilnya ditemukan bahwa senyawa bioaktif yang dihirup dan mengalir dalam darah, dapat bekerja dengan baik. Para peneliti juga mencatat hasil penilaian suasana hati responden.

Seorang peneliti Dr Mark Moss, MSNBC mengatakan, “Senyawa pada rosemary belum pernah diketahui dapat diserap kedalam plasma darah manusia. Sebenarnya aromanya barguna sebagai obat terapi dan bersifat sensorik.”

Sedangkan Christy C Tangney, PhD, dari Rush University Medical Center di Chicago, menegaskan hasil penelitian tersebut masih sementara dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kebenaran manfaat aroma rosemary secara kognitif.

Sebuah studi pada tahun 2003 yang tercatat dalam International Journal of Neuroscience, juga dilakukan oleh para peneliti dari University of Northumbria. Pada studi tersebut mereka menghubungkan rosemary dengan peningkatan kinerja dan kualitas memori.

(Odi/Odi – Detikfood)

Komentar

%d bloggers like this: