Secara geografis, tumbuhan Murraya paniculata berasal dari daratan India, Asia Selatan. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama lokal Kemuning yang bersosok perdu dengan tinggi mencapai 8 meter.
Karena lebat dan aromanya cukup khas, umumnya tanaman ini digunakan banyak orang untuk memagari pekarangan rumah. Selain tumbuh liar di semak belukar, kemuning juga ditanam orang sebagai tanaman hias, karena tidak hanya memiliki bunga yang indah, tetapi Kemuning juga memiliki daun yang unik.
Morfologi Tumbuhan Kemuning
Kemuning termasuk tanaman semak atau pohon kecil yang bercabang dan beranting banyak. Tinggi tanaman sekitar 3-8 m dengan batang keras, beralur, dan tidak berduri. Daunnya majemuk bersirip ganjil dengan jumlah anak daun antara 3-9 helai dan letaknya berseling.
Helaian daun Kemuning bertangkai berbentuk telur, sungsang, ujung pangkal runcing, serta tepi rata atau sedikit bergerigi. Panjang daun sekitar 2-7 cm dan lebar antara 1-3 cm. Permukaan daun licin, mengkilap, dan berwarna hijau dengan sifat tumbuhan yang pedas, pahit, dan hangat.
Bunga kemuning majemuk dan berbentuk tandan yang terdiri dari 1-8 bunga. Warnanya putih dan berbau harum. Bunga–bunga kemuning keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Sementara buah kemuning berbentuk bulat telur atau bulat memanjang dengan panjang 8-12 mm.
Bila masih muda, buah berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah mengkilap. Di dalam buah terdapat dua buah biji.
Tanaman Kemuning dan Zat yang Terkandung di Dalamnya
Kemuning dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Karena dapat tumbuh di mana saja, maka teknik pengembang biakan tanaman ini juga cenderung mudah, seperti pencangkokan, penyetekan, dan dengan menanam bijinya.
Namun tahukah Anda, ternyata tanaman ini memiliki kandungan kimia yang bervariasi? Hal ini kemudian menyebabkan Kemuning memiliki khasiat yang juga bermacam-macam, seperti pelancar peredaran darah, penghilang bengkak dan antiradang, bahkan untuk pelangsing tubuh.
Daun tumbuhan ini dapat digunakan sebagai penurun kadar kolesterol dalam darah dengan kandungan kimia berupa tannin, flavanoid, steroid, dan alkaloid. Selain berkhasiat sebagai penurun kolesterol, kemuning juga berkhasiat sebagai pemati rasa (anastesia), penenang (sedatif), antirematik, antitiroid, dan penghalus kulit.
Beberapa Khasiat dan Manfaat Kemuning untuk Kesehatan
Daun kemuning juga berkhasiat untuk menyembuhkan radang buah zakar, infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, haid tidak teratur, nyeri pada tukak (ulkus), sakit gigi, dan batuk sesak. Selain daun, akar dan kulit batang kemuning juga memiliki khasiat.
Batu ginjal umumnya disebabkan oleh kristalisasi kalsium oksalat (sejenis garam pada beberapa makanan) atau asam urat. Konsumsi makanan yang mengandung dua bahan ini secara berlebihan dapat berisiko menimbulkan batu ginjal.
Hal ini dapat dicegah dengan meminum jus daun Kemuning segar yang terbuat dari 30gr daun kemuning yang dihaluskan ke dalam 150ml air. Saring hasil jus tersebut kemudian konsumsi sekaligus dalam satu hari.
Daun Kemuning juga mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin. Senyawa-senyawa ini mampu bekerja sebagai racun pada larva baik sebagai racun kontak maupun racun perut.
Oleh sebab itu, kemuning dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama dalam bidang pertanian Indonesia. Hal ini bisa dilakukan agar meminimalisir dampak negatif kerusakan lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia.