Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat-Obatan Tradisional Indonesia, Charles Saerang membantah mayoritas bahan baku jamu dan obat tradisional didatangkan dari luar negeri. “Itu tidak benar, setidaknya 90 persen bahan baku jamu dan obat tradisional justru berasal dari tumbuhan obat asli Indonesia yang diproduksi di sini,” kata Charles saat dihubungi Kamis, 22 November 2012.
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu spesies tumbuhan obat. Jumlah tersebut, kata dia, lebih dari cukup untuk memproduksi berbagai jenis jamu dan obat trdisional.
Menurut Presiden Direktur PT Nyonya Meneer ini, hanya sekitar 10 persen bahan baku jamu dan obat tradisional yang harus diimpor dari negara lain. Bahan baku impor tersebut, kata dia, juga bukan dalam bentuk tumbuhan, tetapi sudah dalam bentuk ekstraksi.
Salah satu contoh bahan baku yang harus diimpor adalah ekstrak pepermint. Ekstrak pepermint harus diimpor karena Indonesia belum mampu menghasilkan ekstrak pepermint berkualitas tinggi. “Sementara kami membutuhkan bahan baku dengan kualitas tinggi agar menghasilkan jamu dan obat tradisional yang berkualitas. Karena itu kami mengimpornya,” kata Charles.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia, Putri K Wardani. Ia mengatakan mayoritas bahan baku industri jamu dan obat tradisional yang diproduksi di Indonesia kebanyakan merupakan tanaman asli Indonesia yang juga diproduksi di dalam negeri.
“Sekali pun ada, bahan baku impor yang kami gunakan hanya bahan baku pendukung, atau bahan baku yang harga impornya lebih murah seperti kayuputih,” kata perempuan yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Mustika Ratu. Jumlah bahan baku impor tersebut ia prediksi hanya sekitar 5 persendari total bahan baku yang digunakan.
Sedangkan kosmetika, kata Putri, memang banyak menggunakan bahan baku alam yang sudah diolah di luar negeri. Namun bahan baku mentah olahan itu tetap berasal dari dalam negeri.
Pernyataan keduanya berbeda dengan perkataan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang. Maura mengatakan 60 persen bahan baku industri jamu dan obat tradisional dalam negeri masih harus diimpor. (RAFIKA AULIA)
Sumber: Tempo