Cairan pewarna kuku kini tengah menjadi trend, bahkan menjadi kebutuhan dan rutinitas dalam penggunaannya. Warna-warnanya yang mampu mempercantik si ujung-ujung jari mampu menyihir para wanita untuk memburunya. Sayangnya, tanpa kita sadari, si bahan kimia pemanis kuku ini ternyata berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Seorang Dermatolog, Dr. Nick Lowe yang juga president of the British Cosmetic Dermatology Group baru-baru ini memperingatkan bahaya penggunaan cat kuku (kuteks) ataupun kuku palsu. Menurut Nick, seperti dikutip dari liputan6.com, kuteks atau kuku palsu yang ditempelkan ke kuku dapat menyebabkan kerusakan permanen di dasar kuku.
Untuk itu cobalah cek komposisi kuteks yang anda gunakan dengan memastikan kuteks tersebut bebas kandungan Dibuthyl Phthalate yang tertera pada kemasannya. Bahan kimia yang satu ini dapat menyebabkan kerusakan kuku.
Untuk kesehatan tubuh, sebenarnya cat kuku tidak masuk ke dalam tubuh melalui lapisan kuku anda. Kuku cukup tebal untuk menjadi barier antara cat kuku dengan kulit di bawahnya. Namun, siapa dapat menjamin bahwa cat kuku yang anda kenakan tidak masuk ke dalam mulut? Bukan berarti anda dengan sengaja mengonsumsinya, namun cat tersebut sangat mungkin larut dalam makanan yang tanpa sengaja bersentuhan dengan cat kuku tersebut.
Cat kuku juga dapat meracuni tubuh melalui udara. Formaldehyde, etil asetat, dan toluene dapat berubah bentuk dari zat cair menjadi gas. Buktinya, saat memakai cat kuku, anda pasti mencium aroma khas yang menusuk. Nah, aroma tersebut dapat masuk ke paru-paru yang meracuni tubuh. Bagi sebagian orang yang peka, aroma yang mirip dengan bensin tersebut dapat membuat pusing, sedangkan sebagian yang lain tidak merasakannya. Meski tidak merasakannya, zat-zat kimia tersebut tetap membahayakan jika digunakan dalam jangka panjang.