Sahabat herbal, coba perhatikan ketika kita makan di luar, maka minuman yang akan disuguhkan umumnya adalah teh. Teh menjadi primadona pelepas dahaga dalam segala menu makanan, serupa dengan tag line salah satu merek teh “apapun makanannya, minumnya teh…”. Tag line tersebut begitu melekat dengan masyarakat, sehingga teh menjadi minuman andalan penutup makan.
Tapi, tahukah anda? Meminum teh bersamaan dengan makan, dapat membuat tubuh menjadi anemia. Alasannya, teh mengandung polifenol yang dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan terutama yang masuk kategori heme non-iron, misalnya padi-padian, sayur-mayur, dan kacang-kacangan.
Akibat kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah. Jika teh diminum terlalu dekat dengan waktu makan secara terus-menerus, maka penyerapan zat besi dalam darah akan terganggu. Dampaknya, anda jadi makin mudah terkena anemia.
Sahabat herbal, mengonsumsi teh tidak ada salahnya, hanya saja anda perlu mengatur waktu yang tepat untuk mengkonsumsinya. Konsumsi teh pada saat pagi atau sore hari, ini adalah waktu yang tepat karena bukan pada jam makan utama. Pada pagi atau sore hari, anda bisa mengkonsumsinya dengan roti ataupun biskuit. Selain itu, sahabat herbal dapat mengkonsumsi teh saat 2 jam setelah makan, untuk memberi waktu pada usus dalam menyerap makanan yang masuk.