Mitos Seputar HIV AIDS

Masih dengan suasana peringatan Hari AIDS Sedunia. Meski sudah bertahun-tahun kampanye kesadaran mengenai AIDS ini di lakukan, namun sedihnya masih saja ada informasi yang salah mengenai HIV/AIDS yang beredar di masyarakat sehingga informasi yang simpang siur tersebut justru menjadi batu sandungan bagi pemerintah atau lembaga terkait yang memberikan penyuluhan dan penyebaran informasi yang benar tentang HIV/AIDS.

Berikut sejumlah mitos tentang penyakit HIV/AIDS yang dibarengi dengan fakta sebenarnya, dilansir dari beritasatu.com:

1. Mitos : AIDS kutukan Tuhan, ODHA tak bermoral, akibat perzinahan, orang ‘baik’ tak akan tertular

Fakta : AIDS terjadi akibat dari virus HIV yang terinfeksi dan semua orang bisa terkena virusnya. Tidak pandang bulu. Bahkan pernah ada kasus pemuka agama menjadi ODHA karena ada kesalahan saat beliau menjalani transfusi darah. Jadi ODHA bukanlah orang yang bekerja dengan menjual nafsu belaka.

2. Mitos : HIV/AIDS mudah menular

Fakta : HIV/AIDS tidak mudah menular, karena virusnya hanya ditemukan pada darah (pertukaran yang tidak steril atau bagian tubuh yang terbuka), cairan vagina, air mani (bukan sperma), dan air susu ibu (infeksi penularan bisa terjadi kontak cairan ini dan tingkat kecukupan virusnya memadai).

3. Mitos : AIDS penyakit mematikan dapat dicegah dengan antibiotik

Fakta : AIDS perlu waktu lama (5-10 tahun) untuk menginfeksi apabila cepat diketahui dan dilakukan penanganan, AIDS bersifat kronis tetapi bisa diobati untuk memperpanjang rentang penyebaran. AIDS hanya bisa diobati dengan ARV (Anti Retro Viral, bersifat menurunkan jumlah virus), ODHA akan kembali sehat, maka kematian AIDS bisa dicegah.

4. Mitos : Test HIV wajib dilakukan, karyawan ber-HIV harus di PHK karena merugikan perusahaan

Fakta: Periode jendela tidak bisa terdeteksi, penularan HIV karena perilaku dan minimnya pengetahuan, sehingga test tidak akan mengubah status HIV itu sendiri.

Untuk karyawan yang terkena HIV tetap dapat bekerja dengan optimal dan ARV (Anti Retro Viral) disediakan gratis.

5. Mitos : Kondom tidak efektif, pori-porinya lebih besar dari virus HIV, penyebaran kondom dapat memicu terjadinya seks bebas.

Fakta : Kondom tergantung kualitas dan cara pemakaiannya (sesuai petunjuk), kondom lateks tidak berpori walaupun kondisi kondom diregang sampai dengan 30.000 kali pembesaran. Hasil Survey menunjukkan 90% penjaja seks tidak memakai kondom, Padahal manfaat kondom bisa mencegah tertular dan menularkan HIV melalui hubungan seksual.

 

Komentar

%d bloggers like this: